Bolehkah Meminta Bantuan Kepada Jin atau Khodam ?
Assalaamualykum,.
Pak Rahmat, saya adalah seorang santri yang juga pengajar dipesantren yg menurut penuturan ayah sudah dititisi khodam (jin yang membantu dalam tubuh) sejak saya masih kecil, bagaimana saya mensikapi ini pak ustadz, bolehkah meminta bantuan kepada jin tersebut ?
Hatur nuhun atas perhatiannya,…
Ustadz Khoer pesantren Hikmah Cianjur,…
JAWABAN :
Waalaykumsalam warohmatullahi wabarakatuhu,….
Ustadz Khoer rohimakumullahi,….
Mari kita temukan jawabannya di Al Qur’anul Karim..
1. Surah Al An’am : 128
“dan ingatlah pada hari ketika DIA mengumpulkan mereka semua (dan Allah berfirman), “Wahai golongan jin, kamu telah banyak (menyesatkan) manusia.” Dan kawan-kawan mereka dari golongan manusia berkata, “ Ya Tuhan, kami telah saling mendapatkan kesenangan dan sekarang telah datang waktu yang telah Engkau tentukan buat kami telah datang.” Allah berfirman, “ Nerakalah tempat kamu selama-lamanya, kecuali jika Alah menghendaki lain.” Sungguh, Tuhanmu Maha Bijaksana Maha Mengetahui.
Ibnu Katsir rahimahullah dalam tafsir beliau menyebutkan bahwa makna saling mendapatkan kesenangan adalah manusia mendapatkan sesuatu dari bangsa jin dan jin mendapatkan sesuatu dari manusia yaitu ketaatan. Benar, poin-nya adalah saling mengambil manfaat alias tolong menolong dan bekerjasama.
Dan peringatan yang disebutkan di ayat tersebut adalah “nerakalah tempat kamu selama-lamanya”…ini bentuk peringatan keras dan bentuk larangan.
jadi rupanya ini salah satu ayat yang menjawab bahwa kerjasama dengan bangsa jin adalah terlarang.
Lantas bagaimana dengan kisah Nabi Sulaiman alaihissalam, yang beliau mamapu menguasai bangsa jin dan memerintahkan mereka?
Di ayat berikut penjelasannya…
2. Surah Shad : 35
“ Dia (Sulaiman) berkata : “ Ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh siapapun setelahku. Sungguh Engkaulah Yang Maha Pemberi”
Mari kita perhatikan ayat tersebut. Nabi Sulaiman telah memimta kekuasaan yang luar biasa, bahkan membatasi bahwa kekuasaan, kerajaan dan kemampuan tersebut tidak akan pernah ada yang memilikinya setelah beliau. Dan doa ini telah dikabulkan, beliau memiliki kekuasaan dan ilmu yang luar biasa. Dan jika kekuasaan ini telah dikabulkan tentu pembatasan ini juga dikabulkan. Ayat ini sangat terang. maka Kemampuan menguasa bangsa jin adalah kekhususan Nabi Sulaiman sebagai mukjizat yang hanya diberikan kepada beliau saja. Tidak dibenarkan ada orang setelah beliau yang dapat menguasai dan bekerjasama dengan bangsa jin.
Dengan memahami Surah Al An’am dan Surah Shad diatas, akhirnya kita temukan jawaban mengapa 9 orang jin dari penduduk Nashibin serta jin-jin muslim lain setelahnya, tidak pernah muncul dalam peperangan-peperangan yang dialami Nabi dan para sahabat. Jejak mereka tidak muncul dalam siroh karena memang Allah subhanahu wata’ala memberikan batas antara kehidupan kita dan mereka. Hidup manusia dan bangsa jin terpisah. Mereka datang kepada Nabi untuk mengambil hidayah, dan setelah itu mereka kembali pada kehidupan dan kaum mereka sendiri, sebagaimana yang disinggung dalam surah al Ahqaf diatas. Tidak saling membantu dan tidak saling mencampuri, meski terhadap Nabi-nya sekalipun. Manusia dan jin telah ditakdirkan hidup terpisah, menjalani kehidupannya masing-masing,
“Dan sesungguhnya diantara kami (jin) ada yang sholih dan ada pula yang kebalikannya. Kami menempuh jalan yang berbeda-beda.” (Surah Al Jin : 11)
Lantas bagaimana dengan orang-oran di zaman sekarang ini yang nyata-nyata memiliki khodam? Kepada beliau-beliau yang memiliki kemampuan tersebut, memiliki sahabat jin, bekerjasama dengan jin dalam urusan dunia dan akhirat, saya hanya menyarankan untuk jujur pada Alloh dan terbuka terhadap penjelasan AlQuran. Jika ada sesuatu dalam diri kita yang tidak sejalan dengan Al qur’an, semoga Alloh memberikan taufik kepada kita untuk mengikuti yang benar dan meninggalkan yang salah. Semoga penjelasan ini terasa terang benderang bukan sesuatu yang menyesakkan dada.
Diluar masalah sejarah dan ayat-ayat diatas, satu hal yang perlu benar-benar kita waspadai, INTINYA YAKNI JIN TIDAK PERNAH MEMBERIKAN JASA SECARA CUMA-CUMA, SEMUA SELALU ADA IMBALAN YANG HARUS DIBAYAR. BAIK HAL ITU DISAMPAIKAN OLEH JIN TERSEBUT MAUPUN TIDAK, IMBALAN TERSEBUT AKAN MEREKA MINTA. INILAH YANG SERING TERJADI DAN SERING SAYA TEMUI DALAM KASUS-KASUS RUQYAH. MAKA AKHIRILAH, SEBELUM SEMUA MENJADI SEMAKIN RUMIT.
Dengan menjadi manusia biasa tanpa kemampuan berinteraksi dengan jin bisa jadi lebih utama bagi kita, karena dengan menjadi manusia biasa, kita akan lebih merasakan amal hati yang bernama tawakal, sabar, dan ridho. Itu 3 amal batin yang nilainya bisa melebihi amal-amal dhohir insyaAlloh.,
Kesimpulan : HARAM HUKUMNYA !