
Gejala Kekurangan Kalium yang Harus Diwaspadai
Gejala kekurangan kalium yang harus diwaspadai sering kali tidak disadari oleh penderitanya. Padahal, kurangnya asupan mineral ini bisa menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan, mulai dari mudah lelah hingga tekanan darah tinggi. Hal ini bisa berdampak pada organ tubuh dan menimbulkan komplikasi.
Kalium merupakan mineral yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Selain itu, kalium juga bermanfaat untuk mengoptimalkan fungsi jantung, otot, dan saraf agar tetap sehat.
Meski demikian, tubuh tidak bisa memproduksi kalium dengan sendirinya. Akibatnya, terkadang tubuh bisa kekurangan kalium (hipokalemia) karena beberapa hal, seperti dehidrasi, diet ekstrim, efek samping obat-obatan, atau penyakit tertentu seperti gagal ginjal. Kondisi tersebut akan menimbulkan berbagai gejala kekurangan kalium.
Gejala Kekurangan Kalium yang Harus Diwaspadai
Orang dewasa umumnya memerlukan asupan kalium sekitar 4.700 miligram per hari. Sementara itu, asupan kalium yang perlu dikonsumsi oleh anak-anak adalah sekitar 3.200 miligram per hari.
Jika tubuh kekurangan kalium, gejalanya tidak selalu muncul, terlebih jika masih dalam tahap awal dan ringan. Namun, apabila tidak ditangani, gejala kekurangan kalium lama-kelamaan pun bisa terjadi.
Jika tidak segera ditangani, kekurangan kalium bisa berisiko menimbulkan komplikasi, mulai dari gangguan jantung hingga kerusakan ginjal. Berikut ini adalah beberapa gejala kekurangan kalium yang perlu diwaspadai:
1. Mudah lelah dan lemas
Salah satu gejala kekurangan kalium adalah mudah lelah dan lemas. Pasalnya, kalium berperan penting dalam mengatur kontraksi otot agar berfungsi dengan optimal. Ketika kadar mineral ini dalam tubuh rendah, otot-otot akan lebih sulit bergerak dan bekerja.
Selain itu, beberapa riset menyebutkan bahwa kekurangan kalium dapat berdampak terhadap proses produksi insulin dalam tubuh. Hal ini bisa membuat tubuh kesulitan menggunakan glukosa atau gula darah sebagai sumber energi, sehingga membuat tubuh jadi mudah lelah dan lemas. Efek ini umumnya akan lebih parah pada penderita diabetes.
2. Kram otot
Kram otot merupakan kontraksi atau menegangnya otot secara tiba-tiba di suatu bagian tubuh selama beberapa detik atau menit. Kondisi ini bisa terjadi akibat tubuh kekurangan asupan kalium.
Pada jaringan otot dan saraf, kalium berfungsi untuk mengatur kapan otot berkontraksi dan kapan otot relaksasi. Ketika jumlah kadar kalium dalam tubuh rendah, tubuh akan sulit mengatur fungsi tersebut, sehingga otot akan lebih sering berkontraksi dan menimbulkan kram.
3. Pusing
Salah satu gejala kekurangan kalium yang paling umum dirasakan adalah pusing. Keluhan ini bisa terjadi karena adanya gangguan elektrolit yang mempengaruhi kerja saraf dan otak.
Selain itu, kekurangan elektrolit juga kerap disebabkan oleh dehidrasi. Ketika tubuh kekurangan cairan dan elektrolit, seperti kalium, keluhan pusing pun akan sering muncul.
4. Sering buang air kecil
Normalnya, seseorang buang air kecil sebanyak sekitar 6–7 kali dalam sehari. Hal ini tergantung pada banyaknya cairan yang diminum.
Namun, ketika tubuh kekurangan kalium, fungsi ginjal dalam mengolah dan membuang urine terganggu, sehingga membuat Anda lebih sering buang air kecil. Keluhan ini bisa muncul kapan saja, baik di pagi maupun malam hari.
5. Gangguan pencernaan
Terjaganya keseimbangan elektrolit di dalam tubuh, termasuk kalium, berperan penting dalam menjaga kerja saraf tetap lancar. Dengan begitu, kontraksi otot di dalam tubuh, termasuk otot saluran pencernaan, bisa berfungsi dengan baik.
Jika kadar kalium tubuh tidak tercukupi, kontraksi otot saluran pencernaan akan menjadi lebih lemah dan memperlambat gerakan makanan. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya gangguan pencernaan, seperti perut kembung dan sembelit.
6. Kesemutan
Gejala kekurangan kalium yang dapat terjadi lainnya adalah kesemutan. Pasalnya, rendahnya kadar kalium dalam tubuh dapat berdampak pada fungsi dan kerja sistem saraf.
Saat jumlah kalium berkurang di dalam tubuh, saraf akan mengalami gangguan dan menyebabkan kesemutan. Kondisi ini biasanya terjadi pada beberapa bagian tubuh, seperti tangan, lengan, tungkai, dan kaki.
Selain karena kekurangan kalium, kesemutan juga bisa disebabkan oleh kekurangan vitamin B kompleks atau diabetes yang tidak terkontrol.
7. Detak jantung tidak teratur
Kalium merupakan salah satu elektrolit yang berperan penting bagi kesehatan dan fungsi jantung. Ini karena kalium berperan dalam mengatur irama detak jantung dan kemampuan jantung dalam memompa darah.
Oleh karena itu, asupan kalium yang rendah dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada jantung, terutama detak jantung tidak teratur (aritmia). Penyakit ini bisa menimbulkan gejala berupa dada berdebar-debar dan irama detak jantung tidak beraturan.
8. Tekanan darah tinggi
Kalium berperan penting dalam mengontrol tekanan darah dengan cara mengurangi kadar garam atau natrium berlebih di dalam tubuh. Jika tubuh kekurangan asupan kalium, natrium akan menumpuk dalam darah dan menahan cairan di dalam aliran darah. Akibatnya, volume darah meningkat.
Kondisi tersebut membuat jantung bekerja lebih keras dan berdampak pada meningkatnya tekanan darah.
9. Pingsan
Ini merupakan gejala kekurangan kalium yang sudah cukup berat. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh dehidrasi maupun komplikasi hipokalemia, seperti gangguan fungsi ginjal maupun aritmia.
Gejala kekurangan kalium umumnya dapat diatasi dengan selalu memenuhi kebutuhan tubuh akan asupan kalium setiap harinya. Cara paling mudah yang dapat Anda lakukan adalah dengan memperbanyak konsumsi makanan yang mengandung kalium, seperti pisang, kentang, labu, kismis, kacang merah, kedelai, bayam, dan tomat.
Selain itu, Anda juga bisa mengonsumsi suplemen kalium, seperti potassium chloride. Namun, penggunaan suplemen ini sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter guna menentukan dosis yang sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.
Sumber: alodokter
Dilihat: 4 kali