
Herbal Untuk Terapi Rematik
Sambiloto (Andro-graphis paniculata Nees) mengandung zat pahit Andrographolid, flavonoid, saponin dan tanin yang dapat mempunyai aktivitas sebagai anti peradangan, anti diare dan sebagai imunostimulan. Menurut Miller (1996), flavonoid berfungsi sebagai antiinflamasi dengan cara menghabat enzim cyclooxygenase dan lipoxygenase. Penghambat enzim cyclooxygenase dan lipoxygenase dapat memberi harapan untuk pengobatan gejala peradangan dan alergi . (Kataoka et al. 2002).
Sambiloto (Andrographis paniculata nees) bersifat diuretik dan antiinflamasi (anti-peradangan) sehingga dapat membantu mengatasi radang sendi pada gout. Sambiloto ini juga telah diteliti sebagai antiinflamasi (anti radang) pada percobaan tikus putih yang diberi infus daun sambiloto dan diberikan per-oral , dosis 51,4 mg / 100 g bobot badan (Saroni et al., 1987 dalam Nuratmi et al., 1996). Berdasarkan penelitian Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmasi DEPKES RI, efek antiradang dari infus Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) 10% telah diuji cobakan pada tikus dengan dosis yang bervariasi, masing-masing adalah 8 mL/kgbb, 16 mL/kgbb, dan 32 mL/kgbb . Ternyata efek antiradang pada mencit yang paling baik adalah dosis 8 mL/kgbb (DEPKES RI,1991).
Telah diteliti pula efek farmakologi herba Andrographis paniculata Nees terhadap radang, glukosa darah, diuresis, dan kemampuannya mengurangi rasa sakit pada mencit putih, tikus putih, dan kelinci putih. Infus Andrographis paniculata 10% dengan dosis 8, 16, dan 32 ml/kg b.b. menunjukkan efek anti radang dan analgesik. Dilakukan dengan metode Siegmund. Hewan yang digunakan adalah mencit yang menggeliat selama 3-10 menit setelah penyuntikan fenilkinon secara intra peritoneal. Hewan dibagi jadi 5 kelompok yaitu kelompok infus 10% dosis 8, 16, dan 32 ml/kg b.b., fenil butazon dosis 48 mg/kg b.b., asetosal dosis 52 mg/kg b.b., dan kontrol yang hanya disuntik fenilkinon. Hewan diberi bahn uji secara oral, 30 menit kemudian disuntik fenilkinin secara intraperitoneal. Jumlah geliat dicatat setiap selang 5 menit selama 90 menit . – Semua kelompok dosis infus menunjukkan efek anti radang, dengan efek terbesar dihasilkan oleh dosis terkecil (lebih besar dari efek fenil butazon) – Infus dosis 12,5 dan 37,5 ml menunjukkan efek hipoglikemik, efek optimum tercapai pada jam ke 6, dengan potensi masing-masing sebesar 118% dan 64% dibandingkan tolbutamida – Kristal dosis 8 mg/kg b.b. menunjukkan efek diuretik – Semua kelomok dosis infus menunjukkan efek analgesik, dengan efek terbesar dihasilkan oleh dosis terkecil. potensi dosis 8, 16, dan 32 ml/kg b.b., masing-masing 125%, 32%, dan 30% dibandingkan fenil butazon dan 73%, 19%, dan 17% dibandingkan asetosal (Sekolah Farmasi ITB).
Adapun hal yang tidak kalah penting adalah toksisitasnya, dimana uji Toksisitas akut (LD 50) infus daun sambiloto tergolong cukup aman ( Dzulkarnain dan Arifin, 1974 dalam Nuratmi et. al., 1996).
Selain Sambiloto herbal lain yang bermanfaat adalah :
– Sidaguri, dimana terbukti menghambat xanthin oksidase (fmipa ui 2012) yang akan mnyebabkan gou. Efek hiperuricemia Sidaguri dalam penelitian eksperimental sidaguri juga menurunkan kadar asam urat dalam darah dg dosis terbaik adalah 50 mg/kg bb (Farmasi USU)
– Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) mengandung zat germakron yang bersifat antiinflamasi
– Lada hitam (Pipernigrum) dapat meningkatkan urinasi dan bersifat antiinflamasi. –
– Daun tempuyung (Sonchus arvensis) memiliki senyawa flavonoid yang bersifat antioksidan yang dapat menghambat kerja enzim kesatin oksidase dan reaksi superoksida sehingga pembentukan asam urat bisa dihambat atau dikurangi.
Kesimpulan : Sambiloto dan herbal yang saya sebutkan diatas dapat digunakan untuk membantu mengatasi peradangan pada radang sendi (artritis, rheumatik) dan dapat juga digunakan sebagai anti hiperuricemia (penurun kadar asam urat) dan analgetika (anti nyeri).