Kenali Bahaya Telur Setengah Matang
Kenali bahaya telur setengah matang untuk kesehatan. Telur setengah matang memang lezat. Namun, telur yang dimasak setengah matang nyatanya rentan terkontaminasi bakteri, seperti Salmonella, yang dapat menyebabkan keracunan makanan. Itulah sebabnya, penting untuk mengetahui cara mengolah telur setengah matang agar tetap dapat dinikmati tanpa khawatir mengalami gangguan kesehatan.
Telur setengah matang atau belum matang dapat terlihat dari struktur kuning telurnya yang cair. Jika mengolahnya dengan cara direbus, telur setengah matang diperoleh dengan cara merebus telur selama 7 menit.
Mengonsumsi makanan mentah atau belum matang, termasuk telur setengah matang, dapat membuat Anda berisiko terinfeksi bakteri Salmonella. Bakteri ini bisa terdapat pada bagian luar (kulit) atau dalam telur, dan tidak mengubah bentuk, bau, maupun rasa telur. Namun, bakteri ini dapat dimusnahkan jika Anda memasak telur hingga matang.
Kenali Bahaya Bakteri Salmonella dalam Telur Setengah Matang
Infeksi bakteri Salmonella akibat mengonsumsi telur setengah matang dapat menimbulkan keluhan atau gejala berupa mual, muntah, demam, sakit kepala, kram perut, diare, hingga buang air besar berdarah. Gejala ini dapat berlangsung selama sekitar 4–7 hari atau bahkan lebih. Infeksi bakteri Salmonella juga dapat menyebabkan demam tifoid atau tifus.
Selain itu, ada beberapa kelompok yang rentan mengalami gangguan kesehatan serius saat terinfeksi bakteri Salmonella pada telur setengah matang, seperti ibu hamil, bayi dan balita, orang lanjut usia, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Jika sebagian orang bisa sembuh dalam waktu singkat, beberapa kelompok rentan di atas dapat sembuh lebih lama dan memiliki gejala yang lebih parah saat terinfeksi bakteri Salmonella.
Cara Mengonsumsi Telur Setengah Matang
Infeksi bakteri Salmonella sebenarnya dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi pada ayam, sehingga telur yang dikonsumsi, meski dimasak setengah matang, tetap aman disantap. Namun, selama belum dapat dipastikan apakah ayam dari telur tersebut telah divaksin, Anda disarankan untuk memasak telur hingga matang.
Selain diolah sendiri, telur setengah matang juga banyak terdapat dalam produk siap saji, seperti mayones, tiramisu, es krim, dan saus salad. Jika Anda ingin membuat makanan dengan bahan dasar telur setengah matang, usahakan untuk menggunakan telur terpasteurisasi yang tersedia di supermarket. Hal ini karena proses pasteurisasi dapat membunuh bakteri Salmonella.
Berikut Beberapa Cara Lainnya
Selain memasak telur hingga benar-benar matang, ada pula beberapa cara yang bisa Anda lakukan agar terhindar dari infeksi bakteri Salmonella, yaitu:
- Segera konsumsi makanan yang mengandung telur atau simpanlah di lemari pendingin. Hindari menyimpan telur atau makanan yang mengandung telur dalam suhu ruangan selama lebih dari 2 jam.
- Goreng telur secara merata pada kedua sisi atau rebus telur setidaknya selama 12 menit dalam air mendidih.
- Pastikan tidak menyimpan telur lebih dari 30 hari.
- Tempatkan telur terpisah dari makanan lain di dalam lemari pendingin.
- Hindari membeli dan mengolah telur yang kulitnya sudah retak.
- Hindari menyimpan telur yang telah direbus di lemari pendingin lebih dari 3 hari.
- Cuci tangan sebelum dan setelah mengolah telur untuk menghindari penyebaran bakteri.
- Bersihkan peralatan untuk memasak telur dengan air hangat.
- Jagalah kebersihan permukaan meja dapur dengan cara menyemprotkan cairan antibakteri atau air panas setelah mengolah telur.
- Pastikan memilih telur yang berlabel terpasteurisasi jika ingin menikmati telur setengah matang.
Tidak sedikit orang yang menyukai konsumsi telur setengah matang. Namun, mengonsumsi telur matang lebih dianjurkan guna mencegah infeksi bakteri Salmonella.
Agar lebih aman dan nutrisi yang didapat lebih maksimal, Anda dapat mengolah telur dengan cara direbus. Hindari menggoreng telur dengan minyak atau mentega karena akan meningkatkan kandungan lemak yang dapat memicu naiknya kadar kolesterol dalam darah, yang dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung.
Sumber: alodokter
Dilihat: 30 kali