Artikel Kesehatan

Kenali Gejala Sakit Ginjal pada Wanita

Sakit ginjal dapat dialami siapa saja, baik pria maupun wanita. Namun, beberapa studi menunjukkan bahwa penyakit ginjal sedikit lebih banyak menyerang kaum wanita dibandingkan kaum pria. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui gejala sakit ginjal pada wanita agar penyakit ini dapat ditangani lebih awal.

Ginjal adalah sepasang organ yang terletak di sisi kanan dan kiri bawah tulang rusuk bagian belakang. Organ yang terletak di dalam punggung ini berukuran sekepalan tangan orang dewasa dan bentuknya menyerupai kacang merah.

Ginjal memegang peranan yang sangat penting dalam menjaga kesehatan tubuh, bahkan kelangsungan hidup. Beberapa fungsi ginjal adalah:

  • Menyaring darah dan membuang limbah dan racun di dalam tubuh melalui urine.
  • Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh.
  • Mempertahankan keseimbangan asam-basa atau pH darah.
  • Mengendalikan tekanan darah.
  • Merangsang pembentukan sel darah merah.
  • Menjaga kekuatan tulang.

Beberapa kondisi atau penyakit ginjal bisa menyebabkan berbagai fungsi ginjal tersebut terganggu, dan menimbulkan beragam gejala.

Gejala Sakit Ginjal pada Wanita

Gejala sakit ginjal pada wanita atau pun pria baru akan dirasakan atau tampak jelas jika kerusakan ginjal sudah semakin parah. Pada tahap awal, gejala sakit ginjal sering kali tidak khas atau bahkan tidak menunjukkan gejala, sehingga penderitanya merasa tidak memiliki keluhan.

Gejala sakit ginjal pada wanita umumnya hampir sama dengan pria. Namun, ada beberapa gejala yang hanya terjadi pada wanita, yaitu:

  • Menstruasi tidak normal, misalnya jadwal haid tidak teratur, darah haid yang keluar lebih sedikit atau banyak dari biasanya, atau masa menstruasi lebih lama dari biasanya.
  • Penurunan gairah seksual atau disfungsi seksual.
  • Sulit hamil. Penderita sakit ginjal lebih sulit untuk hamil. Kalaupun hamil, mereka lebih berisiko mengalami tekanan darah tinggi, persalinan prematur, dan mungkin kehilangan fungsi ginjal hingga memerlukan cuci darah.
  • Tulang menjadi keropos.
  • Depresi.

Saat gangguan pada fungsi ginjal sudah memasuki tahap lanjut atau semakin parah, dapat muncul beberapa gejala berikut ini:

  • Mual dan muntah.
  • Jarang buang air kecil.
  • Nafsu makan berkurang.
  • Perubahan warna urine, misalnya lebih kuning atau kemerahan dan tampak lebih pekat.
  • Sesak napas.
  • Bengkak-bengkak di seluruh tubuh.
  • Sulit tidur.
  • Merasa pucat dan lemas. Gejala ini kemungkinan disebabkan oleh anemia atau kurang darah.
  • Kelainan elektrolit, misalnya hiperkalemia. Hal ini dapat membuat dada berdebar atau detak jantung tidak teratur.
  • Kulit kering dan bersisik.
  • Penurunan kesadaran, bahkan koma.

Munculnya gejala-gejala di atas perlu segera diperiksakan ke dokter agar penanganan dapat dilakukan sedini mungkin. Penyakit ginjal perlu segera ditangani agar tidak menyebabkan gangguan pada fungsi organ lain dan tidak terjadi kerusakan ginjal permanen.

Jika kondisi ginjal semakin memburuk, penderita sakit ginjal akan memerlukan penanganan berupa cuci darah. Untuk gagal ginjal stadium akhir di mana ginjal sudah tidak berfungsi sama sekali, diperlukan operasi transplantasi ginjal.

Pemeriksaan untuk Mendiagnosis Penyakit Ginjal

Anda dianjurkan untuk segera melakukan pemeriksaan ke dokter apabila muncul tanda atau gejala sakit ginjal. Untuk menentukan diagnosis penyakit ginjal, tingkat keparahannya, serta dan menilai kondisi tubuh Anda secara umum, dokter akan melakukan pemeriksaan berupa:

  • Tes darah

Tes darah dilakukan untuk memeriksa kadar urea dan kreatinin dalam darah. Semakin tinggi kadar kreatinin dan urea dalam darah, maka semakin buruk fungsi ginjal.

Tes darah juga penting dilakukan untuk membantu dokter menilai glomerular filtration rate (GFR) atau laju filtrasi glomerularPemeriksaan ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja fungsi ginjal dan menentukan tingkat keparahan penyakit ginjal. Semakin rendah nilai GFR, maka semakin buruk fungsi ginjal seseorang.

  • Tes urine

Tes urine berfungsi untuk mendeteksi apakah terdapat protein albumin, darah, bakteri, glukosa, atau elektrolit dalam urine yang menandakan adanya gangguan fungsi ginjal.

  • Pencitraan atau pemeriksaan radiologis

Pencitraan untuk menilai kondisi ginjal ada banyak, di antaranya Rontgen ginjal atau pielografi dan CT scan yang merupakan pemeriksaan radiologis, serta USG. Melalui pemeriksaan tersebut, dokter dapat melihat bentuk dan ukuran ginjal, kondisi saluran ginjal dan jaringan di sekitar ginjal, serta mendeteksi jika ada tumor, batu, atau atau kelainan yang menyumbat saluran ginjal.

  • Biopsi ginjal

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan jenis dan tingkat keparahan penyakit ginjal yang dialami penderita melalui pemeriksaan sampel jaringan ginjal.

Biopsi ginjal umumnya dilakukan apabila hasil pemeriksaan darah, urine, dan tes pemindaian belum meyakinkan atau jika dokter menduga terdapat tumor atau kanker yang menyerang ginjal.

Jika kondisi kesehatan Anda baik, mungkin dokter akan menyarankan pemeriksaan ginjal setiap beberapa tahun sekali.

Namun, jika Anda memiliki faktor risiko penyakit ginjal, seperti hipertensi, diabetes, usia di atas 50 tahun, mengonsumsi obat-obatan tertentu dalam jangka panjang, atau memiliki riwayat penyakit ginjal sebelumnya, maka dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan ginjal berkala dan lebih sering.

Gejala sakit ginjal pada wanita, terutama pada tahap awal, dapat menyerupai gejala penyakit lain. Untuk memastikannya, Anda perlu memeriksakan diri ke dokter. Jika ditangani sedini mungkin, penyakit ginjal memiliki peluang yang besar untuk sembuh dengan baik tanpa menimbulkan komplikasi pada organ lain.

 

Sumber : Alodokter.com

Dilihat : 418 kali

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button